NangunSatKertiLokaBali.com – Setelah kunjungan terakhir Menteri Perhubungan RI ke Kubutambahan bersama Gubernur Bali dan disusul pengecekan langsung ke lapangan berkenaan ketersediaan lahan oleh Staf Khusus Presiden RI, sejak itu sebagian besar rakyat Buleleng Bali utara wajahnya penuh antusias gembira menyaksikan realitas angan-angan yang cukup lama didambakan. Setelah berjalannya waktu lebih dari 4 bulan belum ada tanda-tanda kelanjutan pembahasan pembangunan bandara tersebut.
Namun kunjungan kerja Presiden Jokowi di Bali selama 3 hari sejak Kamis (13/6/2019), ternyata membawa angin segar dan seperti air minum yang tiba-tiba mancur di padang pasir, yaitu saat pernyataan Presiden Jokowi bahwa rencana pembangunan Bandara Bali utara segera akan diputuskan. Salah satunya diungkapkan Antonius Sanjaya, seorang tokoh Bali Utara sekaligus Relawan Setia Jokowi bersama seluruh rakyat Bali utara menyambut baik pernyataan Presiden tersebut diatas, dan siap mengawal dan menjaga dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.
“Kita akan kawal, agar niat baik dan niat luhur Presiden (Jokowi, red) kepada rakyat Bali Utara benar-benar segera dijalankan oleh semua pihak, termasuk jajaran pemerintahan di Kabupaten Buleleng dan Provinsi Bali,” ujarnya di Denpasar, Sabtu (15/6/2019). Apalagi rencana pembangunan bandara ini telah tercantum dalam program RPJM 2015-2019/ Perpres No.2 tahun 2015, yang berarti pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah terikat dalam legalitas formal untuk menjalankan program yang sangat banyak manfaatnya bagi rakyat Bali utara.
Apalagi selama ini sebagian besar masih berada dibawah garis kemiskinan (41.000 orang lebih di Kabupaten Buleleng dan 71.000 lebih termasuk Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Bangli). Disamping itu Perpres No.2 tahun 2015 tersebut bermakna mengimplementasikan salah satu point program NAWACITA Kabinet Kerja, yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran. “Nah salah satu daerah pinggiran dimaksud adalah Bali utara yang sejak Indonesia Merdeka kurang mendapat perhatian serius ditengah-tengah bergelimangnya pesta pora rezeki dollar di Bali bagian selatan,” sentilnya.
Dikatakan, rakyat Bali utara sudah pasti sangat berterimakasih kepada Presiden Jokowi laksana sebagai Dewa Penolong dalam meningkatkan kesejahteraan kaum pinggiran ini. “Kita semua paham bahwa beliau sangat bergairah dan serius jika bersentuhan dengan urusan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang nasibnya kurang beruntung ini. Pembangunan Bandara ini juga dimaksudkan sebagai bandara alternatif, jika sewaktu waktu ada erupsi Gunung Agung dan ada gelombang tsunami yang berpotensi di pantai Bali Selatan,” bebernya.
Seperti diketahui, sesuai pernyataan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pada 1 Januari 2019, bahwa bandara Bali utara akan difocuskan untuk melayani penerbangan LCC (Low Cost Carier), maka jika selesai dibangun akan berdampak terhadap penurunan harga tiket pesawat yang saat ini semakin mahal harganya terutama untuk tujuan Bali. Bandara LCC ini akan menyebabkan arus lalu lintas penerbangan kebelahan Indonesia bagian timur (ke Waka tobi, Labuhan Bajo, Ende dan lainnya) akan semakin ramai dan mempercepat pertumbuhan destinasi Bali baru tersebut.
Dikalangan Komunitas Penerbangan telah lama mengamini bahwa Wisman dan Wisnus yang bermaksud berwisata ke Bali sangat besar potensinya? Namun terhambat oleh terbatasnya kapasitas daya tampung Bandara I Gusti Ngurah Rai yang tidak mungkin bisa dikembangkan maksimal (botle neck), karena rakyat Bali yang cerdas dan spiritualnya tinggi tidak menghendaki adanya Reklamasi di laut. Sementara itu, 5 tahun terakhir ini pembangunan Hotel terus bertambah banyak jumlahnya yang akhirnya tingkat hunian hotel di Bali selatan mulai menurun drastis, karena terbatasnya pasokan pengunjung akibat botle neck tadi, bahkan tak terhindarkan terjadi perang tarif kamar hotel.
Presiden Jokowi sangat paham akan kondisi perekonomian di Bali yang sedang mulai kearah menurun saat ini sehingga membangun bandara di Bali utara adalah salah satu solusinya yaitu sebagai magnet pusat pertumbuhan ekonomi baru kesegala lapisan masyarakat, mulai dari pekerja bangunan/ kuli bangunan karena akan ada tebaran uang puluhan triliun dalam 2 tahun sejak dimulainya pembangunan bandara dan fasilitas pendukung sekitar bandara yang akan dibangun oleh pebisnis yang paham akan multiflier effect nya itu. Begitu juga hotel-hotel di Bali utara yang sebagian besar nyaris mati suri akan hidup bergairah lagi.
Termasuk hotel di Bali selatan juga akan kecipratan rezeki naik huniannya karena kapasitas daya tampung kunjungan ke Bali via udara akan bertambah secara significant. Bisa dibayangkan bahwa setahun setelah bandara baru ini beroperasi maka sudah dapat dipastikan PAD atau Pendapatan asli daerah Kabupaten Buleleng otomatis naik drastis lebih dari Rp 1 Triliun pertahunnya. Pendek kata bahwa dengan terbangunnya Bandara Baru Bali Utara akan menjadi jawaban riil (solusi utama) atas potensi terpuruknya perekonomian Bali secara keseluruhan. tim kbs.