Update Penanggulangan Covid-19 Di Provinsi Bali – Senin, 4 Mei 2020

Perkembangan pasien Covid-19 (sampai tanggal 4 Mei 2020).

  1. Jumlah kumulatif Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 643 orang.
  2. Jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 sebanyak 271 orang, terdiri dari;
    • WNA                                             sebanyak 8 orang ( 3%).
    • PMI/ABK asal Bali                         sebanyak 146 orang ( 54%).
    • Terjangkit di daerah luar Bali        sebanyak 20 orang ( 7%).
    • Terjangkit di Bali                           sebanyak 97 orang ( 36%).
  3. Yang sudah sembuh                          sebanyak 159 orang ( 59%) (4 orang WNA dan  155 orang WNI) .
  4. Yang meninggal                                 sebanyak 4 orang (1%) (2 orang WNA dan 2 orang WNI).
  5. Jumlah pasien yang masih dirawat sebanyak 108 orang (40%).

Tabel Perbandingan COVID-19 di Bali, Nasional, dan Global/Dunia

Berbagai kebijakan dan upaya dalam penanganan COVID-19, sampai saat ini telah menunjukkan hasil yang nyata dengan memakai 3 indikator penting, yaitu:

  • Pertama, rata-rata penambahan pasien positif COVID-19 per hari, Bali sebanyak 7 orang (peringkat terendah keempat), lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Banten.
    Data menunjukkan bahwa pasien positif COVID-19 sebagian besar bersumber dari PMI/ABK sebanyak 54%, transmisi lokal Bali sebanyak 36%, daerah luar Bali sebanyak 7%, dan WNA sebanyak 3%. Sedangkan kasus di provinsi lain, pasien positif sebagian besar merupakan transmisi lokal.
  • Kedua, persentase kesembuhan pasien positif COVID-19, Bali mencapai sekitar 58.67% yang paling tinggi di Indonesia dan berbeda jauh daripada 9 Provinsi lainnya, bahkan jauh diatas rata-rata Nasional (16.86%) dan Global/Dunia (32.10%). Di Bali,  rata-rata lama perawatan pasien positif COVID-19 sampai sembuh adalah selama 13 hari, masa perawatan paling cepat selama 3 hari, dan paling lama 39 hari (untuk kasus berat).
  • Ketiga, persentase pasien positif COVID-19 yang meninggal, Bali mencapai 1,48% paling rendah dari 9 Provinsi lainnya, bahkan jauh dibawah rata-rata Nasional (7.46%) dan Global/Dunia (7.04%). Patut dicatat bahwa dari 4 orang pasien positif yang meninggal di Bali, 2 orang merupakan WNA, 1 orang dari daerah luar Bali, dan 1 orang PMI/ABK warga Bali.
    Meskipun Bali tidak menerapkan PSBB, tetapi sejauh ini penanganan COVID-19 menunjukkan hasil yang lebih baik/terkendali. Padahal, sebelumnya berbagai pihak sangat mengkhawatirkan Bali akan terancam COVID-19 karena sebagai destinasi wisata dunia terbesar di Indonesia. Tetapi sejauh ini, fakta menunjukkan hal yang kontras berbeda.

Pemerintah Pusat melalui Bapak Menko Maritim dan Investasi telah memonitor penanganan COVID-19 di Bali, bahkan sudah dibahas dalam Rapat Kabinet dan dilaporkan kepada Bapak Presiden. Beliau menyampaikan bahwa penanganan COVID-19 di Bali sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu, Beliau memberi arahan dan menugaskan Saya sebagai Gubernur dan Ketua Gugus Tugas Provinsi Bali agar penanganan COVID-19 semakin baik dan terus ditingkatkan sehingga diharapkan Bali akan menjadi Provinsi Pertama yang pandemi COVID-19 bisa berakhir.

Dalam upaya tersebut, Beliau sangat mengapresiasi peran Desa Adat dan Desa di Bali yang mampu menjaga wilayahnya dengan sangat ketat sehingga bisa mencegah penyebaran COVID-19.

Meskipun sudah berjalan dengan baik, penanganan COVID-19 di Bali harus dimantapkan dan terus ditingkatkan secara bersama-sama: Gugus Tugas Provinsi, Gugus Tugas Kabupaten/Kota se-Bali, Desa Adat, Desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan para pihak serta masyarakat agar pandemi COVID-19 segera berakhir. Oleh karena itu Saya menghimbau dan menegaskan kembali berlakunya Instruksi Gubernur Nomor 8551 Tahun 2020 yaitu:

  1. Agar masyarakat benar-benar berperilaku tertib dengan disiplin sosial yang tinggi yaitu: belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah; membatasi aktivitas dan interaksi dengan masyarakat di luar rumah.
  2. Memperkuat pembatasan kegiatan keramaian dan obyek wisata.
  3. Memperkuat pembatasan kegiatan adat dan agama.
  4. Memperkuat pembatasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar dan/atau masuk ke Bali, kecuali angkutan logistik, keperluan penanganan kesehatan, penanganan keamanan, dan tugas resmi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
  5. Memperketat pengawasan dan seleksi terhadap perlintasan orang dan/atau penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Benoa, dan Pelabuhan lainnya.

Selain itu, Saya juga menghimbau :

  1. Agar para PMI/ABK yang sedang dikarantina di hotel atau ditempat lain harus mengikuti dengan disiplin, tidak boleh keluar, dan tidak boleh menerima tamu termasuk keluarga. Kalau ada yang melanggar agar ditindak dengan tegas oleh aparat keamanan.
  2. Agar Bupati/Walikota se-Bali membatasi beroperasinya pasar tradisional dan pasar moderen, dengan tetap menjaga jarak (tidak boleh berkerumun), harus menggunakan masker, dan mengikuti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
  3. Agar semua pihak bisa bekerjasama dan sama-sama bekerja dalam penanganan COVID-19 atas kesadaran yang tinggi bahwa pandemi COVID-19 merupakan tugas semua pihak; Pemerintah dan masyarakat.

Dengan memperhatikan penambahan pasien positif COVID-19  di Desa Abuan Kabupaten Bangli, Kelurahan Padangkerta Kabupaten Karangasem, dan Desa Bondalem Kabupaten Buleleng, Saya telah memutuskan bersama Bupati agar tiga Desa tersebut diisolasi dengan ketat selama 14(empat belas) hari. Saya meminta agar Bupati bersama Dandim dan Kapolres mengawasi dengan ketat pelaksanaan isolasi di tiga wilayah tersebut, kalau ada warga yang melanggar agar ditindak dengan tegas. Masyarakat harus bersedia disiplin demi keselamatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya. Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi telah menyiapkan sembako bagi warga yang membutuhkan.

Dari 9 Kabupaten/Kota di Bali, penambahan pasien positif COVID-19 paling banyak terjadi di Kabupaten Bangli, Buleleng, Karangasem, dan Denpasar. Oleh karena itu, Bupati/Walikota di wilayah tersebut agar berani bertindak tegas untuk memperketat pergerakan masyarakat dan mencegah penyebaran COVID-19.

Sampai saat ini, pencapaian penanganan COVID-19 di Bali sudah baik. Pencapain ini adalah berkat kerja bersama  / gotong-royong antara: Gubernur Bali, Kapolda, Pangdam IX Udayana, Bupati/Walikota se-Bali, para tenaga medis, para Bandesa Adat, para Kepala Desa, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa, dan berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi secara nyata tanpa pamerih dalam penanganan COVID-19 di Bali. Secara khusus Saya sangat mengapresiasi dan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tenaga medis, dokter dan perawat di semua Rumah Sakit Rujukan yang telah bekerja tanpa lelah dengan semangat pengabdian tinggi demi tugas kemanusiaan.

Dalam penanganan COVID-19, telah banyak lembaga seperti BUMN, Perusahaan, Kelompok Masyarakat, dan secara perorangan yang telah memberikan bantuan berupa APD, masker, sanitizer, disinfektan, dan berbagai jenis perlengkapan protokol kesehatan COVID-19 serta membantu dengan sembako.  Mereka ini tidak pernah bersuara di media, bahkan tidak mau disebutkan namanya sebagai penyumbang, karena apa yang dilakukan adalah  benar-benar atas kesadaran dan tanggung jawab bersama. Karena itu Saya juga mengucapkan terima kasih yang tulus atas segala partisipasinya.

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *