PENAMPILAN BE.KAS OLEH TEATER KALANGAN
Festival Seni Bali Jani ke-II Tahun 2020
Adapun pertunjukan BE.Kas Teater Kalangan akan berangkat dari tiga kata kunci, yakni LUKA, TUBUH dan PARIWISATA. Ketiga hal ini kami rumuskan sebagai respon atas tema Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi yang bermakna semesta kreatifitas terkini dalam ‘mencandikan’ jiwa,spirit, taksu atau ide-ide cemerlang. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sudah sejak dahulu realitas Bali senantiasa diinterpretasi oleh konstruksi paradigma pariwisata yang telah mengakar kuat sampai hari ini. Pariwisata tak hanya menyajikan kemapanan kehidupan ekonomi social masyarakat pemeluknya. Di sisi lain, kultus terhadap paradigma pariwisata juga perlahan telah menggeser nilai-nilai budaya Bali yang kian diindustrialisasi untuk pemenuhan kebutuhan pangsa pasar wisata asing. Ada segenap luka yang telah ditorehkan pariwisata dalam tubuh Bali. Merangsek hingga ke tubuh-tubuh masyarakat Bali itu sendiri. Dalam luka, tubuh dan pariwisata akan kita saksikan narasi-narasi yang saling berkelindan. Menjadi poros semesta kreatifitas yang tanpa kita sadari telah mengerak beku jadi candi jiwa, spirit, dan taksu Bali hari ini. Apakah dalam luka, tubuh, dan pariwisata ini akan tampak cemerlang? Seperti kerlap kerlip Bali sebagai pusat wisata dunia? BE.Kas akan menyajikan pertunjukan berbasis kerja lintas disiplin. Diantaranya ada disiplin seni teater, kolase, visual, dan musik. Disiplin ini kami rujuk atas pertimbangan bentuk pertunjukan yang akan dimainkan dengan estetika virtual. Seni teater kami gunakan sebagai pendekatan dalam merangkai alur pertunjukan. Bahan- bahan pentas diperoleh dari temuan-temuan dalam karya kolase yang digunakan sebagai sumber utama penciptaan. Seni kolase adalah seni potong gambar yang digabungkan menjadi sebuah gambar baru. Potongan-potongan gambar ini didapat dari beberapa majalah yang kami pilih, yang berkaitan dengan pariwisata Bali. Seni kolase adalah penggalan ekspresi. Medium penyebar gagasan yang terus memproduksi tanda. Mengkonstruksi cerita lama jadi cerita baru. Merubuhkan bangunan keindangan-makna yang dikenal, lalu membangun kembali keindahan- makna yang baru sebagai representasi dari citra pariwisata yang melekat pada tubuh Bali sekaligus tubuh masyarakat Bali. Jika kita bayangkan potongan gambar pada bentuk kolase adalah luka, maka tak ada bedanya juga dengan daging tubuh manusia yang terpotong-tergores jadi luka. Luka personal antartubuh manusia saling terhubung. Neural Network. Masalah personal terhubung dengan personal yang lain yang kemudian membentuk semacam luka kolektif masyarakat. Maka BE.Kas akan jadi semacam penanda luka. Apakah ia bias sembuh? Seberapa besar pengaruh suatu luka dalam hidup? Dalam lingkungan sekitar? Dengan sentuhan visual dan musik sebagai medium eksplorasi bentuk pertunjukan, BE.Kas akan mencoba untuk membangun relasi antara penonton dengan pertunjukan. Akankah luka yang hadir dalam pertunjukan akan dirasa sama dengan luka para penonton? Maka sila saksikan perntas BE.Kas oleh Teater Kalangan dalam Festival Seni Bali Jani 2020.
#BaliArtsVirtual #Nangunsatkerthilokabali www.Nangunsatkerthilokabali.com