Museum Semarajaya Klungkung

Museum Semarajaya Klungkung yang terletak di area kompleks Kerta Gosa di Klungkung bisa menjadi pilihan wisata edukatif. Di sini, Anda bisa mengajak anak-anak untuk mempelajari beragam jenis koleksi peninggalan masa lalu yang menyimpan nilai sejarah tinggi.

Para wisatawan yang masuk ke tempat wisata edukatif di Klungkung ini akan menemukan 3 ruangan utama yang menjadi tempat menyimpan koleksi. Tiga ruangan tersebut masing-masing digunakan untuk menyimpan koleksi benda-benda pra sejarah, benda-benda sejarah, serta benda-benda hasil kerajinan tangan khas Klungkung.

Bangunan yang menjadi tempat museum ini juga merupakan sebuah bangunan tua dengan arsitektur unik. Bangunan ini dikenal sebagai salah satu peninggalan Belanda yang dulunya difungsikan menjadi sekolah, tepatnya sekolah MULO–sekolah menengah tingkat pertama ala Belanda.

Museum Semarajaya Klungkung

Museum Semarajaya Klungkung Menjadi Pengingat Sejarah Perang Puputan Klungkung

Secara khusus, keberadaan Museum Semarajaya Klungkung memang ditujukan untuk mengingat peristiwa bersejarah Perang Puputan di Bali. Perang ini bagi Masyarakat Bali memang menyimpan nilai yang sangat besar. Perlu diketahui, peristiwa Puputan Klungkung merupakan kejadian yang berbeda dibandingkan Puputan Margarana.

Puputan Klungkung merupakan peristiwa bersejarah yang berlangsung pada tanggal 28 April 1908. Peristiwa ini melibatkan tewasnya beberapa tokoh penting di Bali melawan para prajurit penjajah Belanda. Salah satunya adalah Ida I Dewa Agung Gede Jambe yang naik tahta Kerajaan Klungkung pada tahun 1904.

Koleksi Bersejarah di Museum Semarajaya Klungkung

Museum ini diresmikan oleh Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri RI pada tanggal 28 April 1992. Waktu peresmiannya dilakukan bersamaan dengan Monumen Puputan Klungkung. Oleh karena itu, tidak salah kalau menyebut museum ini tak bisa lepas dari peristiwa bersejarah itu.

Lebih lanjut, salah satu dari 3 ruangan utama di monumen ini juga menjadi tempat penyimpanan koleksi peristiwa Perang Puputan Klungkung. Foto-foto para raja Klungkung pun tampak jelas di ruangan ini, termasuk di antaranya adalah foto Ida I Dewa Agung Gede Jambe yang berada pada posisi duduk dengan diapit oleh kedua putera mahkota Ida I Dewa Agung Gede Agung, Ida Tjokorde Rake Pugog (saudara raja), serta anak Agung Gede Ngurah Pelodot.

Museum Semarajaya Klungkung

Beragam benda-benda peninggalan Kerajaan Klungkung lainnya juga dapat ditemukan di sini. Benda-benda tersebut sangat beragam, termasuk di antaranya adalah kursi antik yang menjadi tempat duduk para raja serta bangsawan Kerajaan Klungkung di masa lalu.

Sementara itu, ruangan yang menyimpan hasil karya seni juga tidak kalah menariknya. Di sini, Anda dapat menyaksikan koleksi lukisan dari pelukis ternama asal Italia bernama Emilio Ambron. Beliau pernah tinggal di Bali pada rentang waktu antara 1938 sampai 1942. Total, terdapat sebanyak 69 lukisan dari Emilio di museum ini.

Dari hasil karya seni Emilio tersebut, para pengunjung dapat melihat secara langsung kondisi kehidupan masyarakat Bali di masa lalu. Dalam sebuah lukisan yang memperlihatkan sosok wanita Bali, Emilio menuliskan kalau pakaian yang digunakan sangat terbatas, berupa sarung serta potongan kain yang disampirkan ke bahu.

Selain itu, para wisatawan yang datang ke museum ini dapat menyaksikan benda-benda pra sejarah tradisional yang digunakan masyarakat Klungkung di masa lalu. Peralatan seperti beleng dan palungan dapat disaksikan di sini. Kedua benda ini dibuat dengan bahan batang pohon kelapa dan dipakai sebagai sarana pembuatan garam.

Cara Menuju Lokasi Museum Semarajaya Klungkung

Untuk menuju ke tempat wisata edukatif di Klungkung ini sangat mudah. Anda tinggal mencari jalur menuju ke Kerta Gosa. Transportasi yang digunakan juga beragam, dapat memakai kendaraan pribadi atau kendaraan umum.

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *