Matur Suksma, 100 Ribu Bibit Kakao Untuk Petani, Dibantu Made Urip (MU) dan Wagub Jembrana Kembang Hartawan

NangunSatKerthiLokaBali.com – Pemerintah Kabupaten Jembrana terus mengenjot sektor pertaian khususnya komoditas kakao sinergi dengan sektor lainnya selaras dengan Visi Gubernur Bali Wayan Koster Nangun Sat KerthiLoka Bali.  Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan bersama Anggota Komisi IV DPR RI, I Made Urip (MU), memberikan bantuan bibit kakao dan alat-alat pertanian kepada kelompok petani kakao di Kabupaten Jembrana Bali, (26/6) bertempat di Subak Abian Giri Sari, Desa Tukadaya Kecamatan Melaya, Jembrana Bali.

Made Urip menyerahkan sebanyak 100.000 pohon kakao untuk 100 ha dan 17 Subak Abian. Selain itu, juga diserahkan Hand Sprayer sebanyak 38 buah, Alat Potong Rumput Gendong 38 buah, dan NPK 200 ton, dan obat-obatan 260 lt.

Tak hanya itu Pemerintah juga telah melakukan perbaikan infrastruktur pertanian, termasuk pembinaan serta pendampingan penerapan teknologi produksi, termasuk pasca panen di lapangan. “Saya berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok tani kakao di Jembrana melalui prinsip Tri Sukses (sukses realisasi, sukses pemanfaatan, dan sukses keberlanjutan),” Ujar Kembang.

Atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana, Wabup Kembang menyampaikan terima kasih atas bantuan bibit kakao dan Alsintan dari anggota DPR RI Komisi IV I Made Urip, yang sudah konsisten membantu petani Jembrana dan Bali, khususnya petani kakao. “Bantuan ini tentu sangat bermanfaat bagi sektor pertanian, khususnya komoditas kakao jembrana yang sudah dikenal mancanegara,” tandasnya.

Anggota Komisi IV DPR RI, I Made Urip (MU), menyampaikan, pada masa pandemi ini telah mengubah target-target pembangunan di seluruh Indonesia. “MU” mencontohkan di sektor pertanian pada anggaran APBN 2020, dari 22 trilun ada refocusing anggaran dan relokasi hampir senilai Rp 7 T untuk menangani Covid. Sehingga beberapa program pertanian pasti ada yang tidak jalan karena pemotongan anggaran. “Nah khusus pertanian, saya kira masih tetap jalan di Bali untuk penguatan kondisi pangan.

“Kakao Jembrana sudah cukup terkenal. Dari sisi kelembagaan juga tertata rapi dengan hadirnya kelompoknya kelompok taninya. Tinggal mereka diberikan guidance (petunjuk), terutama pada peningkatan produksi, menjaga kulitas hingga pembenihan, bibit berkualitas, dan pasca panen harus diberikan akses pemasaran. Hal ini persoalan serius yang harus digarap bersama,” tutupnya. (agp/ags)

 

Print Friendly, PDF & Email
Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *