Karangasem, (NSKLB) – Wakil Gubernur yang juga selaku Ketua BPD PHRI Provinsi Bali Prof. Tjokorda Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) tampil sebagai pembicara pada Diskusi Kelompok Terpumpun yang mengangkat tema ‘Karangasem Zona Hijau Pariwisata Bangkit’ di Taman Surgawi Resort and Spa, Karangasem, Minggu (6/6/2021). Selain tampil menjadi pembicara pada acara diskusi, kehadiran Wagub Cok Ace juga bertujuan menyemangati pelaku pariwisata di Kabupaten Karangasem agar tetap menjaga optimisme di tengah situasi pandemi Covid-19.
Mengawali paparannya, Wagub Cok Ace mengapresiasi semangat Pemkab Karangasem yang memberi perhatian begitu besar terhadap sektor pariwisata. Kendati, pendapatan Karangasem selama ini lebih banyak disumbang oleh sektor pertanian. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa pemangku kebijakan menyadari bahwa pariwisata adalah trend dunia yang harus diikuti karena bertalian dengan sektor lainnya.
Terkait dengan situasi prihatin yang saat ini dihadapi oleh pelaku pariwisata, Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan bahwa Pemprov Bali telah menempuh berbagai upaya untuk pemulihan sektor pariwisata. Sejatinya, imbuh Cok Ace, pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara sudah sempat diwacanakan pada tahun 2020 lalu. Namun, pasca pembukaan Bali untuk wisdom pada bulan Juli, angka kasus positif Covid-19 mengalami trend peningkatan yang signifikan. Hal ini kemudian berimbas pada penundaan pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara pada September 2020. Mewakili harapan para pelaku pariwisata, ia ingin rencana pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara pada bulan Juli 2021 mendatang tak ditunda lagi. Apalagi, jelas Cok Ace, masifnya program vaksinasi telah berdampak signifikan pada penurunan angka Covid-19 di Daerah Bali. Selain itu, Bali juga dinobatkan sebagai provinsi paling taat pakai masker.
Pada bagian lain, Panglingsir Puri Ubud ini juga mengungkap kerinduan publik manca negara untuk segera bisa mengunjungi Pulau Dewata. Hal itu tercermin dari sejumlah hasil survei yang menempatkan Bali sebagai destinasi pertama yang akan mereka kunjungi jika pandemi Covid-19 telah berlalu. “Dari hasil survei itu juga dilakukan kajian, apa yang mendorong warga dunia begitu rindu untuk plesiran ke Bali. Salah satu alasan yang mengemuka adalah mereka sudah jenuh diam di rumah,” ucapnya. Cok Ace mangajak pelaku pariwisata menjadikan kajian itu sebagai dasar untuk persiapan pembukaan pariwisata Bali. “Mereka rata-rata jenuh karena telah lama berdiam di rumah. Nah, dari situ kita tahu apa yang mesti disiapkan untuk menyambut kedatangan mereka,”tambahnya.
Wagub Cok Ace menyebut, wisata alam menjadi salah satu alternatif dan menurutnya Karangasem punya potensi yang sangat besar namun belum digarap sacara optimal. “Ada potensi wisata diving di Tulamben yang belum digarap dengan baik,”imbuhnya. Selain itu, Karangasem juga memungkinkan dikembangkan menjadi objek wisata bagi Camper Van, sebuah komunitas yang mewadahi pecinta camping dalam mobil. Belakangan Camper Van menjadi trend, Karangasem sangat potensial karena banyak memiliki view menarik.
Selain Wagub Cok Ace, diskusi juga menampilkan tiga pembicara lain yaitu Bupati Karangasem I Gede Dana, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung).
Bupati Karangasem I Gede Dana dalam paparannya menyampaikan bahwa pihaknya telah menempuh sejumlah langkah untuk menjadikan seluruh wilayah Karangasem menjadi zona hijau. “Salah satunya menggenjot program vaksinasi. Saya terus minta agar Karangasem diberi lebih banyak alokasi vaksin. Untuk mempercepat vaksinasi, kita gencarkan vaksinasi berbasis banjar, ” cetusnya. Hingga saat ini menurut Bupati Gede Dana, 154 ribu penduduk Karangasem sudah divaksin. Ia menyebut, jumlah tersebut sudah mencapai 46 persen dari kelompok penduduk Karangasem yang wajib vaksin. Jika zona hijau Karangasem bisa dipercepat, ia optimis pariwisata di Bumi Lahar akan mulai menggeliat.
Berikutnya, Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung) memberi gambaran, saat ini dari 500 hotel yang ada di Bali, hanya 212 hotel yang masih beroperasi secara optimum. “Itu baru kategori hotel, kalau termasuk jenis akomodasi lain seperti villa, jumlahnya mencapai 2.000 dan yang beroperasi hanya 500,” tambahnya. Apa yang disampaikan Gus Agung memberi gambaran keterpurukan pariwisata Bali karena dampak pandemi Covid-19. Disebutkan olehnya, Pemprov Bali didukung pemerintah pusat saat ini tengah berupaya keras memulihkan sektor pariwisata Bali. Sejumlah rencana yang terus dimatangkan antara lain pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara pada bulan Juli dengan alternative skema travel babble atau karantina. Selain itu, pemerintah juga melaksanakan program Work From Bali melibatkan sejumlah lembaga. Sedangkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho memberi gambaran umum mengenai perekonomian Bali yang masih mengalami kontraksi. Menurutnya, pemulihan sektor perekonomian Bali membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat.
Sementara itu, Ketua Panitia Diskusi I Gede Nyoman Astawa melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk usaha BPC PHRI Karangsem untuk mencari jalan keluar atas situasi sulit yang saat ini dihadapi oleh pelaku pariwisata. “Sudah lebih dari setahun kami tertatih dengan beban berat serta menghadapi situasi ketidakpastian. Kami tak mau tinggal diam dan berupaya mencari jalan keluar agar sektor pariwisata bisa segera bangkit,” ucapnya. Menambahkan penjelasan Astawa, Ketua BPC PHRI Karangsem I Wayan Kariasa menyampaikan dukungan penuh atas upaya pemerintah untuk menggenjot upaya mewujudkan zona hijau di seluruh wilayah Karangasem. Acara yang diikuti jajaran BPC PHRI Kabupaten Karangasem juga dihadiri Ketua Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab.