Wagub Cok Ace Paparkan Tantangan Pariwisata Bali Pasca Pandemi Covid-19

Didaulat Menjadi Pembicara dalam Internasional Tourism Leaders Summit 2022

DENPASAR-(nangunsatkhertilokabali.com)-Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati didaulat menjadi salah satu pembicara dalam acara Pembicara dalam Internasional Tourism Leaders Summit 2022, bertempat di Gedung Ksirarnawa – Taman Budaya, Art Center, Denpasar pada Selasa (27/9).

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace memaparkan materi terkait “Tantangan Pariwisata Bali Pasca Pandemi Covid-19”.

Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar mengatakan bahwa dalam membahas pariwisata, maka dirinya membagi atas 5 periode yaitu pertama: lahirnya pariwisata Bali tahun 1902, Kedua tahun 1960 disebut fase Bali Membangun yang ditandai dengan beberapa pembangunan infrastruktur strategis seperi Bandara dan yang lainnya, Ketiga tahun 1980 pariwisata Bali ada di persimpangan jalan, akibat tingginya pariwisata di Bali, Keempat fase Sadya Kalaning Bali dari tahun 2000-2020 yang ditandai dengan Bom Bali dan Pandemi Covid-19, dan Kelima 2022 merupakan periode Bali Era Baru.

Suatu Era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru; Bali yang Kawista, Bali kang tata-titi tentram kerta raharja, gemah ripah lohjinawi; yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi 3 Dimensi Utama:

Dimensi Pertama, bisa menjaga/memelihara keseimbangan Alam, Krama (manusia), dan Kebudayaan Bali (Genuine Bali);

Dimensi Kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan;

Dimensi Ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi/menghadapi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.

Menurut Wagub Cok Ace, belajar dari pandemi, bahwa Bali tidak bisa terlalu mengandalkan pariwisata sebagai roda utama penggerak ekonomi. Dilihat dari sebelum pandemi, PDRB Bali 54% berasal dari sektor pariwisata, dan begitu ada Covid, ekonomi Bali sangat terpuruk. Untuk itu, dalam periode Bali Era Baru ini Pemprov Bali melakukan beberapa cara manuver penggerak ekonomi Bali, salah satunya adalah penguatan Potensi Sumber Daya Lokal Alam, Krama, dan Kebuadayaan Bali yang diwariskan merupakan potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun perekonomian Bali berbasis sumber daya lokal melalui sektor pertanian,kelautan dan perikanan, serta industry kerajinan rakyat berbasis budaya yang didukung oleh pariwisata. Perkembangan pariwisata telah mendorong Krama Bali semakin meninggalkan potensi sumber daya local.

Perjalanan panjang pariwisata Bali dengan berbagai kejadian gangguan keamanan, bencana alam, bencana bukan alam, serta Pandemi COVID-19 telah cukup memberikan pembelajaran tentang betapa rentannya gejolak perekonomian Bali yang hanya bertumpu pada satu doninasi sektor Pariwisata. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sektor unggulan, seperti Sektor Pertanian dalam arti luas termasuk Peternakan dan Perkebunan, Sektor Kelautan dan Perikanan Sektor Industri, Sektor IKM, UMKM, dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital Sektor Pariwisata. Dan pengembangan infrastruktur pendukung. Hal tersebut dituangkan dalam Ekonomi Kerthi Bali.

Selain itu, Wagub Cok Ace juga melihat bahwa hal yang perlu diperhatikan dari Bali adalah keseimbangan antar wilayah. Selama ini ketimpangan antar wilayah sangat tinggi, dimana contohnya pariwisata hanya dominan di wilayah selatan. Untuk itu, Wagub Cok Ace juga menuangkan konsem Padma Bhuwana dalam strategi membangun Bali, dimana Prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.

Dalam acara ITLS yang telah berlangsung sejak tanggal 26 September 2022, juga menghadirkan narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Selain Wagub Cok Acer juga terdapat dua narasumber lain yaitu Kepala Bank Indinesia Perwakilan Bali dan Kepala Pusat Kajian Pariwisata Universitas Udayana.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan Bali Bangkit kepada 40 orang penerima yang berkontribusi dalam pariwisata Bali.

(AGP/R)

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *