Pimpin Apel Disiplin, Koster Berkomitmen Wujudkan Pemerintahan yang Bersih

NangunSatKerthiLokaBali – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan komitmennya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Komitmen tersebut antara lain diwujudkan dalam pengisian jabatan di lingkungan Pemprov Bali yang dilakukan dengan mempertimbangkan pendidikan dan pengalaman. Penegasan itu disampaikannya di hadapan peserta apel disiplin yang berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Bali, Senin (1/4).

Menurut Koster, hal itu penting untuk disampaikan karena setiap ada pengisian jabatan dirinya masih mendengar gunjingan, kasak-kusuk dan lobi-lobi. “Masa pemerintahan saya tak ada macam-macam, zero hal-hal seperti itu,” ucapnya. Ia tak ingin praktek-praktek yang tidak sehat diterapkan dalam mutasi dan promosi jabatan. Jika masih ada oknum orang dalam yang nakal dan bermain dalam proses mutasi dan promosi, ia berharap segera dilaporkan kepada Sekda atau Inspektur Provinsi Bali untuk selanjutnya diteruskan kepada Gubernur. “Tak ada kompromi, yang begitu-begitu akan saya sikat,” tambahnya.  

Koster yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Perjuangan Provinsi Bali ini menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, proses mutasi dan promosi di lingkungan Pemprov Bali dilakukan secara profesional. Pengisian jabatan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman. Hal itu telah dibuktikannya dalam proses mutasi eselon II, III dan IV awal Pebruari 2019 lalu. Hal serupa juga diterapkan dalam pengisian 11 jabatan Eselon II yang saat ini prosesnya telah memasuki tahap akhir dan sudah diajukan ke pusat untuk memperoleh persetujuan Mendagri. “Saya menyerahkan sepenuhnya pada panitia seleksi yang melibatkan orang-orang independen antara lain akademisi,” ucapnya.

Pada bagian lain, Koster juga menyampaikan bahwa saat ini dirinya masih berkonsentrasi penuh melengkapi regulasi yang dibutuhkan  dalam penataan pembangunan Bali. Oleh karena itu, setelah enam bulan menjadi Gubernur, untuk pertama kali dirinya berkesempatan menjadi pembina apel disiplin yang rutin pada awal bulan. “Saya ingin detail merancang regulasi baik berupa Perda maupun Pergub yang nantinya menjadi pedoman bagi OPD dalam mengimplementasikan setiap kebijakan,” imbuhnya.

Lebih jauh ia mengurai, dalam enam bulan menjabat sebagai gubernur, dirinya telah merampungkan 6 Pergub yang mengatur persoalan sangat strategis bagi Bali. Peraturan Gubernur yang telah rampung dan mulai diimplementasikan antara lain Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Penggunaan Busana Adat Bali,  Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali,  Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Satu Kali Pakai, Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali,  Peraturan Gubernur Nomor 104 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan Nasional–Krama Bali Sejahtera (JKN-KBS) dan Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2019 tentang Integrasi Sistem dan data pajak Hotel dan pajak Restoran Kabupaten/kota secara elektronik di Provinsi Bali. Tahun ini fokus pada merampungkan sejumlah Peraturan Daerah dan pergub. Ranperda yang tengah digodok diantaranya Rancangan Perda Tentang Standar Kesehatan, Pemajuan Kebudayaan, Penggunaan Motor dan Mobil Listrik dan Wajib Belajar 12 Tahun. Sementara untuk Pergub ada 17 rancangan antara lain sistem pertanian organik, pekerja lokal Bali, pembatasan toko modern dan perlindungan sumber mata air. Selain rancangan Perda dan Pergub, Koster juga tengah fokus merumuskan 25 konsep pembangunan tematik.

Keseluruhan regulasi tersebut dbuat agar arah dan fokus pembangunan jelas dan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan alam, manusia dan budaya Bali. “Semua regulasi dikerjakan secara pararel antara OPD dan kelompok ahli,” tambahnya.

Terkait implementasi seluruh regulasi, Koster berharap semua OPD betul-betul aktif terlibat. “Bantu saya agar seluruh regulasi dan program terlaksana dengan baik. Jangan ada yang separuh hati, harus bekerja dengan ketulusan dan hati nurani. Jangan ada bekerja dengan pamrih dapat honor,” pesannya. Lebih dari itu, seluruh ASN diminta  terlibat aktif, proaktif, sensitif, partisipatif, peka dan jangan bekerja hanya menunggu perintah.

Masih dalam pengarahannya, Koster juga menambahkan bahwa pembangunan Bali lima tahun ke depan mengacu pada konsep semesta berencana, satu pulau, satu pola dan satu tata kelola. Untuk itu, sinergi dengan kabupaten/kota akan terus dimantapkan.

#KramaBali

#NangunSatKerthiLokaBali

Print Friendly, PDF & Email
Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *