NangunSatKerthiLokaBali-Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang sekaligus pendamping orang nomor satu di Bali, Ny. Putri Susastini Koster selama ini memang terkenal sangat konsen dengan penyakit HIV AIDS serta penanggulangannya.
Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penyakit tersebut, tidak henti-hentinya dia mengajak semua pihak untuk terjun ke masyarakat memberikan sosialisasi terkait penyakit tersebut. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber pada seminar Forum Peduli AIDS Bali dengan tema Peran Ibu Dalam Membangun Keluarga Sehat bertempat di Ruang Pertemuan PKBI Bali, Denpasar, Senin (23/12).
Beliau menekankan sudah saatnya kita semua terjun langsung ke masyarakat, mengedukasi masyarakat akan pencegahan serta cara pengobatan penyakit tersebut. “Jangan ada lagi diskusi panjang di hotel tentang penanggulangan penyakit ini, itu buang-buang waktu. Saatnya kita semua turun langsung ke masyarakat, sentuh mereka agar target bisa tercapai,” jelasnya dalam acara yang turut juga dihadiri oleh dinas terkait, LSM, organisasi, jurnalis serta mahasiswa peduli AIDS.
Apalagi ditambahkannya, organisasi yang dipimpinnya, PKK meskipun tidak mempunyai keahlian di bidang kesehatan, namun punya program pokok yang bisa menyentuh langsung terutam di bidang kesehatan. “Kami punya program pokok PKK yang salah satunya di bidang kesehatan. Kami bisa menggandeng dinas terkait untuk mensosialisasikan,” jelasnya.
Beliau mengungkapkan jika selama ini PKK sering roadshow, terjun ke masyarakat mensosialisasikan program kerja. “Kemaren kita sudah mensosialisasikan ke 57 kecamatan selama tiga bulan, jadi jika pihak terkait bisa ikut serta sambil mensosialisasikan tentang penyakit AIDS ya ayo saja,” bebernya.
Karena bagaimanpun, menurutnya penanggulangan HIV AIDS harus dimulai dari tingkat keluarga dahulu, karena keluargalah yang akan mencetak para penerus bangsa yang berkualitas. “Untuk itu mari kita sudahi diskusi berkepanjangan, dan ayo kita semua turun langsung menyasar keluarga. Seperti kasus phedofilia yang sempat marak. Tidak ada gunanya kita diskusikan di sebuah hotel bintang lima, harusnya kita langsung turn sosialisasikan ke masyarakat di daerah rawan seperti Karangasem atau Buleleng misalnya,” jelasnya.
Selain itu, ia menambahkan semua harus kembali lagi ke pola piker. Ny. Putri Koster mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mulai mengubah mindset, jika para ODHA (Orang Dengan HIV ADIS) adalah monster. “Mereka manusia biasa yang punya virus HIV dan harus minum obat seumur hidupnya. Tidak ada bedanya seperti penyakit diabetes atau hipertensi yang tidak bisa lepas dari obat seumur hidup,” bebernya.
Apalagi penularan HIV AIDS tidak semudah penyakit lainnya, jadi tidak ada yang perlu ditakuti oleh masyarakat.
Selanjutnya, beliau berharap akan kemajuan dunia pengobatan untuk menanggulangi penyakit tersebut. “Saya berharap semakin tahun ilmu kedokteran semakin maju, sehingga penyakit ini ada obatnya,” tandasnya.
Sebelumnya Ketua Forum Peduli AIDS Bali Prof. Dr. dr Ketut Tuti Parwati menjelaskan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperingati hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember serta hari Ibu 22 Desember. “Kegiatan tersebut dirangkaikan sehingga mengambil tema Membangun Keluarga Sehat menuju “Nangun Sat Kerthi LOka Bali”,” jelasnya.
Ia memaparkan kasus HIV AIDS dewasa ini semakin memprihatinkan sejak pertama kali ditemukan di Bali pada tahun 1987. “Para ODHA tidak hanya kaum termarginalkan seperti para PSK, pecandu obat terlarang ataupun kaum kelainan seksual, namun sudah masuk ke keluarga menyerang para Ibu rumah tangga bahkan para bayi. Untuk itu pencegahan harus segera diintensifkan,” jelasnya.
Ia juga berharap dengan mengundang Ketua TP PKK dalam acara ini, maka gaung dari pencegahan HIV AIDS akan semakin kuat. “Apalagi selama ini kiprah PKK Provinsi Bali sudah tidak diragukan lagi dalam mensosialisasikan kegiatan-kegiatan seperti kesehatan,” jelasnya. Untuk itu ia minta bantuan PKK untuk mengubah stigma masyarakat tentang penyakit ini. “Sudah tidak ada jamannya lagi masyarakat percaya penyakit ini akan menular melalui sentuhan, itu tidak benar sama sekali. Apalagi akhir-akhir ini ada penemuan obat terbaru, yang bisa mencegah bayi tertular virus HIV dari Ibu pengidap penyakit itu. Jadi berita bagus seperti ini juga harus disosialisasikan kepada masyarakat,” tandasnya.