Denpasar (Nangunsatkerthilokabali.com) – Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster membuka kegiatan pembekalan oleh Samuel Wattimena serangkaian persiapan Fashion Show GWK bertajuk ‘Adiwarna Wastra Loka’ yang diselenggarakan secara hybrid pada Sabtu (Saniscara Paing, Klawu), 6 Mei 2023. Menurut wanita yang akrab disapa dengan ‘Bunda Putri’ itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada desainer-desainer muda Bali dalam rangka Fashion Show ‘Adiwarna Wastra Loka’ yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan Juni 2023 di Garuda Wisnu Kencana (GWK) nanti.
Dalam kesempatan tersebut seluruh Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota beserta para desainer lokal Bali mengikuti langsung melalui Gedung Gajah, Jayasabha. Mereka akan berpartisipasi dan terlibat langsung dalam kegiatan fashion show yang akan dilaksanakan di salah satu panggung termegah di Bali, Garuda Wisnu Kencana yang merupakan venue gala dinner saat G20 kemarin. “Disitulah kita adakan. Bekerjasama dengan GWK, Pemerintah Provinsi Bali khususnya Dekranasda Provinsi Bali,” ungkap Bunda Putri.
Sedikit Bunda Putri juga menjelaskan mengenai motivasi dibalik pelaksanaan fashion show megah yang turut melibatkan 15 desainer dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali ini. Menurutnya ide pelaksanaan fashion show ini berawal dari besarnya animo masyarakat terhadap perkembangan kain tenun tradisional Bali. “Bermula dari titiang melihat perkembangan pemakaian kain-kain tenun yang sudah semakin semarak dan kemudian perlindungan yang dibuat untuk tenun, endek dan songket yang pada tahun 2020 diperjuangkan hak kekayaan komunalnya oleh Bapak Gubernur,” kata Bunda Putri. Hal itu yang mendorong dipenghujung kepemimpinannya sebagai Ketua Dekranasda Bali untuk membuat suatu pergelaran fashion show akbar yang tidak hanya akan menampilkan kemampuan desainer-desainer lokal Bali namun juga akan menunjukkan seluruh kekayaan Wastra Tradisional Bali.
Hal serupa juga disampaikan oleh desainer kawakan Indonesia, Samuel Wattimena. Menurutnya Bali memiliki kekayaan seni dan budaya yang tercermin dari ragam Wastra yang dimilikinya. Setiap daerah memiliki ragam keunikan dan ciri khas yang berbeda. Hal ini menurutnya merupakan potensi besar dari kekayaan wastra Bali. “Local Wisdom Bali banyak yang bisa kita olah. Saya berharap teman-teman dapat menunjukkan Bali yang begitu kaya dengan budaya dan seni, Bali yang kaya dengan lilit kain-kainnya. Kembali kesana pasti akan menjadi sangat exotic,” ungkapnya. Ia berharap para desainer dapat saling menurunkan ego untuk menunjukkan seluruh keragaman dan kekayaan wastra tradisional Bali.
Sementara Bunda Putri berharap para designer Bali dapat menjadi pionir perkembangan tren busana Nak Bali. “Bikinlah desain dan ajak masyarakat Bali untuk mengenal lalu mencintai dengan cara memakainya,” ungkap Bunda Putri. Ia meminta agar para desainer Bali tidak hanya berkarya untuk kepentingan fashion show saja namun juga untuk mengembangkan mode pakaian ready to wear dengan sentuhan wastra tradisional Bali. “Jadi tidak hanya berhenti di atas catwalk, tidak berhenti di atas panggung fashion show,” tegas bunda Putri. (AGP/AR)