Ibu Putri Koster Ajak Masyarakat Ubud dan Payangan Bangkitkan Kesadaran Kolektif Atasi Persoalan Sampah

GIANYAR – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) PADAS Provinsi Bali, Ibu Putri Koster, kembali menggaungkan pentingnya pengelolaan sampah berbasis sumber sebagai solusi nyata mengatasi persoalan sampah yang kian mengkhawatirkan di Bali. Dalam dua kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Kecamatan Ubud dan Kecamatan Payangan, Gianyar, Jumat (18/7), ia mengajak seluruh lapisan masyarakat—terutama kepala desa, lurah, bendesa adat, dan para ibu—untuk bangkit membangun kesadaran kolektif dan bergerak bersama menyelamatkan lingkungan Bali. Sosialisasi juga dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra dan Tim Percepatan PSBS Provinsi Bali.

“Kalau semua sadar bahwa selama ini pengelolaan sampah di Bali salah, maka persoalan ini bisa segera dituntaskan,” tegasnya di hadapan peserta sosialisasi di LPD Desa Mas, Ubud. Ia menambahkan, sistem lama yang hanya mengumpulkan, mengangkut, lalu membuang ke TPA seperti Suwung, terbukti gagal menyelesaikan masalah. “Kita sudah 41 tahun hanya memindahkan sampah, bukan menyelesaikannya. Kalau terus begini, berapa lagi ‘Suwung-Suwung baru’ yang akan lahir di Bali?,” tambahnya.

Menurut Ibu Putri Koster, perubahan mindset masyarakat menjadi kunci. Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah dari rumah, khususnya di daerah seperti Payangan yang memiliki pekarangan luas dan potensi pengolahan sampah organik secara mandiri. “Sampah bukan lagi urusan orang lain. Sampahku urusanku, sampahmu urusanmu. Kalau organik selesai di sumber, halaman bersih, desa bersih, dan kita mewariskan lingkungan yang lebih baik,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran untuk tidak meninggalkan sampah di pura atau tempat suci, dan mengajak masyarakat membawa pulang sampah persembahan masing-masing.

Sementara itu, Camat Ubud, I Dewa Gede Pariyatna, melaporkan bahwa Kecamatan Ubud telah memiliki beberapa TPS3R yang beroperasi cukup baik, seperti di Desa Sayan, Singakerta, Mas, dan Padang Tegal, Ubud. Meski demikian, ia menyebutkan tantangan terbesar adalah keterbatasan lahan. Namun, berbagai desa tetap berinisiatif membangun teba modern, seperti Desa Singakerta yang pada tahun 2024 membangun 284 unit dan menargetkan 160 unit tambahan pada 2025.

Camat Payangan, A.A. Gde Raka Suryadiputra, mengungkapkan bahwa dari 9 desa dinas dan 48 desa adat di wilayahnya, sebanyak 8 desa telah memiliki TPS3R yang berfungsi dengan baik. Meski demikian, masih ada tantangan di lapangan, khususnya terkait pengelolaan residu dan pemasaran produk daur ulang yang belum optimal. Ia menambahkan bahwa upaya pembatasan plastik sekali pakai juga mulai diterapkan secara bertahap di seluruh desa di Kecamatan Payangan.

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai