Agung Gempa: “Rahajeng Panumadegan Ida Cokorde Mengwi” ring Puri Mengwi Badung, 7 Juli 2025

NangunSatKerthiLokaBali.om, Agung Gde Agung akan resmi menyandang nama dan panggilan Ida Cokorda Mengwi setelah puncak upacara Bhiseka yang akan digelar 7 Juli 2025, di Pura Taman Ayun, Mengwi, Badung.

I Gusti Agung Putu Gempa Yuliana, atau akrab disapa Agung Gempa, Ketua Umum Puri Andul (puri tertua di Jembrana), bersama Gusti Agung Ngurah Diputra, Penglingsir Puri Andul mewakili keluarga besar menyampaikan ucapan Rahajeng Panumadegan “Ida Cokorde Mengwi” dan menegaskan bahwa penobatan ini bukan sekadar urusangengsi” di era modern. Ini adalah bagian konkret dari upaya pelestarian adat, tradisi, dan budaya turun-temurun Puri Mengwi Badung Bali. Disampaikannya di Denpasar, 6 Juli 2025.

Sebagai tokoh muda Puri Andul dari Bali Barat, Agung Gempa mengajak seluruh keluarga besar Puri untuk mendoakan kelancaran seluruh rangkaian upacara Ida Cokorda Mengwi. Ia berharap di era lintas generasi ini, Puri, para penglingsir, tokoh, dan semua pihak dapat terus meningkatkan sinergi demi menjaga kelestarian adat, tradisi, dan budaya adiluhung, selaras dengan perkembangan zaman. Apalagi, hal ini sejalan dengan Visi Pemerintahan Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur Wayan Koster dan Wagub Pak Man Giri. Visi ini memiliki substansi penting: menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, serta mewujudkan kehidupan krama (masyarakat) Bali yang sejahtera dan bahagia, baik secara sakala (nyata) maupun niskala (spiritual).

Gusti Agung Ngurah Diputra, Penglingsir Puri Andul, turut menyampaikan ucapan selamat dan harapan agar prosesi sakral ini berjalan lancar. Beliau juga mendoakan Ida Cokorda Mengwi dapat mengemban amanah dengan baik demi kemajuan adat dan budaya Bali.

Penglingsir Puri Andul Gusti Agung Ngurah Diputra, bersama Agung Putu Gempa, Ketua Umum Puri Andul, di Puri Mengwi

Agung Gde Agung adalah Putra tunggal Ida Cokorda Mengwi XII dan Ida Cokorda Istri (Putri Raja Karangasem), lahir 25 Mei 1949, kini berusia 76 tahun. Dedikasinya berbagai bidang: PNS, notaris, Bupati Badung dua periode (2005-2010 dan 2010-2015), serta anggota DPD RI periode 2019-2024. Beliau juga sempat lolos verifikasi bakal calon DPD RI Pemilu 2024, namun memutuskan mundur demi menjalankan swadarma sebagai Penglingsir Puri.

Sebelum dilantik sebagai Bupati Badung pada Agustus 2005, Agung Gde Agung telah menjalani ritual “Pawintenan Agung”, upacara penyucian diri, sekaligus pengukuhan sebagai pemimpin dalam bidang agama, adat, dan budaya. Ini memberinya kewenangan dan tanggung jawab resmi di bidang tersebut.

Puncak Upacara Bhiseka Agung Gde Agung akan menjalani ritual suci Mebhiseka Ida Cokorda pada Senin, 7 Juli 2025 di Pura Taman Ayun, di ‘puput‘ 11 Sulinggih.

Sebagai orang yang lahir di Puri, pengabdian kepada masyarakat, keluarga, dan utamanya adalah ngayah leluhur ring Ida Betara. Saya bisa meningkatkan pengabdian saya kepada masyarakat, terutama secara Niskala dan secara Sekala,” disampainya. “Bagaimana pun juga kita harapkan Puri sebagai pusat budaya, yang menjaga budaya. Ini salah satu cara kami untuk menjaga budaya. Apa yang kami laksanakan ini adalah peristiwa budaya. Ini bagian dari budaya,” beliau menegaskan.

Rangkaian upacara akan diawali dengan pemasangan Destar Kebesaran oleh Ida Bhagawanta yang dikenakan di kepala Agung Gde Agung di Merajan Puri Ageng Mengwi, dilanjutkan dengan acara inti di Pura Taman Ayun.

SaatMejaya-Jaya”, Ida Bhagawanta akan membisikkan Bhiseka Ida Cokorda, dan Jero Rsi akan menganugerahkan serta memberitahu nama panggilan dan gelar suci lengkap kepada Agung Gde Agung dan istri. Prosesi dilanjutkan dengan pemberian tongkat komando dan pemasangan lencana di dada. Sejak saat itulah, Agung Gde Agung beserta istri akan berganti nama dan panggilan.

Pemilihan Pura Taman Ayun, yang berstatus Warisan Budaya Dunia/World Heritage oleh UNESCO sejak 6 Juli 2012, sebagai lokasi upacara Bhiseka Ratu, karena terdapat Pura Paibon Puri Mengwi, kawasan suci ini adalah kahyangan jagat tempat disemayamkannya Pura-Pura Kahyangan Jagat di Bali dalam bentuk meru.

Upacara Bhiseka Ratu Ida Cokorda ini merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi Agung Gde Agung beserta keluarga, bagi Puri Mengwi, bagi Kabupaten Badung, dan bagi Provinsi Bali,” Agung Gde Agung mengakhiri pernyataannya. (NSKLB)

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai