KLUNGKUNG – Dalam suasana hangat penuh semangat belajar, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Klungkung sukses menyelenggarakan Lokakarya Literasi Digital di Perpustakaan Daerah Klungkung pada Jumat, 26 September 2025. Acara ini dihadiri oleh ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari tiga kecamatan utama: Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan.
Kegiatan ini diselenggarakan tidak hanya sebagai ruang transfer ilmu, tetapi juga menjadi momentum strategis dalam memperingati Bulan Kunjung Perpustakaan. Tujuannya sangat jelas: menumbuhkan kegemaran membaca sekaligus meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi masyarakat Klungkung, khususnya di kalangan generasi muda.
Peran Perpustakaan di Era Digital
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Klungkung, dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran perpustakaan yang adaptif di tengah derasnya arus informasi digital.
“Lokakarya ini adalah bagian dari ikhtiar kita bersama untuk menjaga api literasi tetap menyala. Perpustakaan bukan hanya ruang menyimpan buku, tetapi juga pusat pengetahuan yang terus berkembang mengikuti zaman,” ujarnya. Ia menegaskan komitmen Pemkab Klungkung menjadikan perpustakaan sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan masyarakat di segala lini, termasuk literasi digital.
Jejak Digital: Cermin Masa Depan
Sesi inti lokakarya diisi oleh dua narasumber yang kredibel. Narasumber pertama, I Wayan Surya Santosa, fokus pada aspek etika dan keamanan digital.
Di hadapan para peserta, ia menekankan prinsip kunci: saring sebelum sharing serta kehati-hatian dalam membentuk jejak digital. “Apa yang kita tulis dan bagikan di media sosial adalah cermin diri kita di masa depan. Jadikanlah jejak digital itu sebagai jalan menuju kesuksesan, bukan sebaliknya,” pesan Wayan Surya Santosa, mengingatkan bahwa online reputation adalah aset penting.
Strategi Sukses di Dunia Dua Wajah
Sementara itu, narasumber kedua, I Made Maha Dwija Santya, membingkai dunia digital sebagai ruang dengan dua wajah: penuh potensi sekaligus berisiko. Ia memaparkan strategi agar generasi muda mampu memanfaatkan teknologi secara optimal dan positif.
Strategi tersebut meliputi langkah praktis, mulai dari mengenali dan mengubah potensi diri menjadi konten positif, memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai sahabat kreatif, menjaga konsistensi, hingga membangun kolaborasi yang sehat.
“Etika dan jejak digital adalah fondasi dari segalanya. Dan yang paling penting, dalam dunia digital kita harus tetap disiplin dan jujur,” tegas I Made Maha Dwija Santya.
Lokakarya ini ditutup dengan semangat optimisme. Kehadiran anak-anak muda Klungkung dalam jumlah besar ini seakan menanam benih harapan bahwa literasi digital akan tumbuh menjadi budaya baru yang mendukung kemajuan masyarakat, tanpa pernah kehilangan akar budi dan kearifan lokal Bali.