Budidaya Ulat Sutera Di Sipadu 365 Gapoktan Sari Buana

NangunSatKerthiLokaBali – Pada budidaya ulat sutera area pemeliharaan ulat dikerjakan pada tempat yang khusus. Ruang pemeliharaan pada budidaya ulat sutera perlu dilengkapi dengan

jendela atau ventilasi untuk sarana sirkulasi udara supaya suhu yang ada di dalam ruangan tetap terjaga seperti di simantri 356 gapoktan sari Buana desa antapan Kecamatan Baturiti Tabanan

Ruang pemeliharaan untuk budidaya ulat sutera dilengkapi dengan kotak atau rak untuk tempat pemeliharaan ulat sutera di Siipadu 365 Antapan. Oleh karena itu, ulat itu tidak makan daun murbei seperti jenis ulat sutera biasa. Melainkan bisa memakan daun singkong yang banyak terdapat di Desa Antapan Baturiti tabanan.

Budidaya ulat sutera pemakan daun singkong yang sedang dikembangkan di Desa antapan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas petani,

kualitas, dan kapasitas produksi pertanian yang belum sepenuhnya di adopsi oleh para petani sebagai masyarakat petani agro industri/Bio industri

Persiapan Kandang Untuk Budidaya Ulat Sutera

Tahapan pertama untuk budidaya ulat sutera ialah persiapan. Untuk mempersiapkan peternakan ulat sutera, ada tiga hal yang paling utama yaitu tempat pemeliharaan, bibit, dan pakan. Kandang ulat sutera berbentuk ruangan dengan rak didalamnya.Alangkah baiknya sediakan juga dua ruang yang berbeda untuk teknik beternak yang ditujukan untuk ulat sutera kecil dan ulat sutera besar. Pastikan ruangan mempunyai ventilasi dan jendela dan didesinfektan

Bibit Ulat Sutera.

Persiapan yang kedua dalam teknik budidaya ulat sutera ialah menyediakan bibit ulat sutera. Pesanlah bibit sekurang-kurangnya 10 hari sebelum pemeliharaan ulat akan dimulai dan lakukanlah inkubasi supaya penetasannya merata.

Sebarkan telur di dalam sebuah kotak penetasan lalu ditutup dengan menggunakan kertas putih tipis. Selanjutnya simpan pada kotak di dalam tempat sejuk yang terhindari dari sinar matahari secara langsung, di suhu berkisar 25 derajat celcius sampai 28 derajar celcius dan kelembaban sekitar 75 sampai 85%. Setelah terlihat bintik biru di telur, bungkus memakai kain hitam selama 2 hari, dan telur pun akan siap untuk dikembangbiakkan.

Pakan Ulat Sutera

Hal yang tidak kalah pentingnya di dalam berternak ulat sutera adalah pakan atau makanan ulatnya. Selain tanaman murbei, ulat sutera juga mempunyai kemamupuan lain untuk memakan tanaman selain tanaman murbei. Pakan tersebut adalah dari daun singkong.Sebelum melakukan budidaya ulat sutera pemakan daun singkong ini sebaiknya dilakukan penanaman singkong terlebih dahulu supaya ketersediaan pakan ulat sutera saat sudah menetas dan berkembang bisa terpenuhi dengan baik. Dalam hal melakukan penanaman singkong untuk budidaya ulat sutera terdapat 2 metode yaitu Stek mata untuk hasil umbi yang bagus, lalu jarak tanam rapat 5 cm x 5 cm untuk hasil daun singkong yang banyak.

Siklus Hidup Ulat Sutra

Siklus hidup ulat sutera dimulai dari telur yang menetas menjadi ulat kecil dan berkembang menjadi ulat dewasa, kemudian berubah menjadi pupa atau kepompong, dan akhirnya menjadi ngengat yang akan menetaskan telur lagi. Ada lima fase atau instar selama hidup ulat sutera dimana pada setiap akhir instar, ulat sutera akan mengalami masa tidur atau istirahat, serta pergantian kulit. Pada instar 1 hingga instar 3, ulat sutera disebut ulat sutera kecil, sementara pada instar 4 sampai 5 ulat sutera disebut ulat sutera besar.

Proses Pemeliharaan atau Perawatan Budidaya Ulat SuteRa

Ulat yang baru menetas dari kotak inkubasi dipindahkan kedalam tempat pemeliharaan untuk ulat kecil dan diberi makan secara teratur tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Setelah itu, kurang lebih 4 hari, ulat muda akan berada pada akhir instar pertama dan kemudian akan mengalami masa tidur. Pada masa tidur, ulat ditaburi kapur dan tidak perlu diberi makan, serta jangan lupa untuk membuka ventilasi dan jendela supaya udara mengalir dengan baik.Setelah itu, instar kedua pun dimulai. Ulat kembali diberi makan hingga kembali mengalami masa istirahat pada akhir instar.Lakukan hal yang sama dalam memelihara hingga ulat berada pada akhir instar ketiga. Pada saat tersebut ulat sudah berukuran cukup besar dan harus dipindahkan ke ruangan yang lebih luas dengan suhu 24 sampai 26 derajat celcius dan kelembapan sekitar 70 sampai 75%. Pada instar kelima, ulat akan mulaiĀ  mengkokon. Ulat yang siap mengkokon dipindahkan kedalam alat pengokonan yang dapat terbuat dari karton, plastik atau bambu. Pengkokonan berlangsung selama sekitar 7 hari dan selanjutnya kokon siap dipanen dan dipasarkan atau diolah sebagai benang bahan baku pembuatan kain sutera.

#KramaBali

#NangunSatKerthiLokaBali

Bagikan:

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *